TUGAS 1
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau
ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line
internet. News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat
sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca
atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah
cetak atau apa yang para penyiar beberkan. Menurut Dean M. Lyle Spencer :
Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian
sebagian besar dari pembaca. Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu
yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar.
Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar,
atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut. Menurut William S
Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari
fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik
perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Eric C.
Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat
menarik perhatian umum Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan
tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi
suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah
karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena
ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat
yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan
dipublikasikan melalui media massa periodik. Menurut Amak Syarifuddin : Berita
adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik
perhatian publik media massa. Dari sekian definisi atau batasan tentang berita
itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari
definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang
menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas. Dalam
berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu: 1. Straight News: berita
langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman
depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih
lagi menjadi dua macam : a.Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih
dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui
pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara
tiba-tiba. b.Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan
berita pendukung. 2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan
pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. 3. Investigation News:
berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai
sumber. 4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penelitian penulisnya/reporter. 5. Opinion News: berita mengenai pendapat
seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
DEFINISI LAPORAN MENDALAM
Laporan Mendalam Berbicara tentang Peloparan
Mendalam sangat erat sekali kaitannya dengan investigasi reporting artinya
ketika kita membicarakan pelaporan mendalam kita harus berbicara juga mengenai
investigasi reporting. Beberapa definisi yang saya kutip dari beberapa nara sumber
tentang pelaporan mendalam (in depth reporting) Depth Reporting Depth reporting
(pelaporan mendalam) adalah segala sesuatu yang membuat pembaca tahu mengenai
seluruh aspek aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang
diberikan. Depth reporting menekankan sebuah kisah berita dengan ketelitian
detail dan latar belakang. Pembaca tidak hanya diberitahu mengenai apa yang
terjadi melainkan mengapa hal itu terjadi. Kamath menekankan bahwa “ depth
reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi
dari kisah yang terjadi” , Sedangkan tujuan depth reporting, menurut Ferguson
dan Patten ialah “untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan ” Pada satu sisi,
pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan, melepas liputan
peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan. Wartawan akan merasa lebih bergairah
oleh materi liputan dan merasa tertantang untuk menelusuri kisah-kisah besar.
Namun pada sisi lain, tidak semua wartwan sanggup untuk terus- menerus
berkonsentrasi dan berada di area liputan yang sama selama beberapa waktu.
Selain memiliki proses reportase yang alot, depth reporting juga memiliki
teknik penulisan yang rumit. Keluasan data dan keterangan harus dipresentasikan
kepada sebuah fokus utama. Reporter menjadi seorang pengontrol keseluruhan
kisah, pengontrol tema dan detil. Pengisahan harus dapat memindahkan setiap
bagian cerita secara logis dan koheren dari awal sampai akhir. Diduga telah
terjadi kejahatan diam-diam. Depth reporting bisa diartikan sebagai peliputan
yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan fakta-fakta didalam
pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah penyelidikan yang
orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan kepentingan, membuat pembaca
paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana, dan yang terpenting lalu
mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa depth
reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi
dari kisah yang terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan
berarti pula, bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu
kata ‘panjang’ tidak ada kaitannya dengan peloparan depth. Depth reporting
berupaya menyajikan informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan
feuature article menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi
perangkat laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang
oleh seseorang sengaja disembunyikan Depth reporting juga merupakan
pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk
ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai
berbagai Pihak yang terkait dengan berita lama tersebut. Dalam peliputan depth
sebelum turun kelapangan,seorang waratawan akan membutuhkan suatu perencanaan
dan pengembangan tema, dalam dunia jurnalistik sering disebut dengan TOR (thema
of reference) yang didalamnya ada tema dengan suatu uraian angle yang diambil
dengan kalimat pendek dan jelas termasuk nara sumber di dalamnya. Tujuan pelaporan
depth, menurut Ferguson & Patten , ialah untuk mendapatkan kelengkapan
pengisahan (complete stories) – pengisahan dengan subtansi”. Maka itulah depth
reporting sering disebut sebagai peliputan investigative yang terjadi secara
natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan disengaja ditujukan untuk
mengungkap, atau membongkar adanya kasus, skandal, atau kejahatan yang sengaja
ditutup- tutupi. Akan tetapi, terjadi dengan sendirinya. Skandal yang terungkap
seakan tanpa sengaja dari upaya untuk menemukan detil kelengkapan kejadian.
Tidak ada tujuan dari awal dan juga tidak ada upaya membuat semacam hipotesis
bahwa disana. depth reporting merupakan suatu berita yang menginformasikan
suatu informasi lebih dalam, selain itu depth reporting juga merupakan suatu
laporan mendalam terhadap objek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan
publik agar publik betul-betul memahami objek tersebut. Perlu kita ketahui
bersama bahwa sifat depth reporting lebih pada penjelasan pada publik, dimana
laporan mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa (
yang penting dan menarik ) secara lebih lengkap, mendalam. Serta mencari
pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan
banyak dimensi atas apa dan siapa. Depth reporting biasanya sering digunakan
oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik seperti
radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya Seperti kasus
skandal korupsi wisma atlet yang awalnya nazarudin sebagai tersangka, kemudian
KPK dan lembaga yang lainnya melakukan investigasi reporting yang akhirnya
terbongkar dengan hasil Angelina sondakh
Pengertian Feature Menurut Asep Syamsul M. Romli
dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum
ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing- masing ahli memberikan
rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang
pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga,
namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan
dengan news , artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Menurut Daniel R.
Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan.
Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam
kata- kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah
adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan
mengandalkan gaya individual. Istilah feature yang setiap hari terdengar
diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para
redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk
dijadikan feature. Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga
beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif.
Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah
berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya
bukan ditekankan pada aktualitas. Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian
tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney,
maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal.
Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan
sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian
yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara
spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian
punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.:
221). Feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak.
Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa
membangkitkan bayangan- bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.
Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature
bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki
satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung
si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat
bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana
secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal,
membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke
tempat peristiwa. Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah
pengaturan fakta- fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik
‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot
news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang
berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi
pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya
mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian
besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa
teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang
mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos
aturan itu. Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai :
karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi
feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel
yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat
senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan,
atau aspek kehidupan”. ( seandainya saya wartawan tempo : 9). Asep Syamsul M.
Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat
ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain: 1. Mengandung segi
human interest Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang
dianggap mampu menggugah emosi— menghibur, memunculkan empati dan keharuan.
Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau
human touch —menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori
soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda
dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya
lebih banyak menggunakan pemikiran. 2. Mengandung unsur sastra Satu hal penting
dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis
dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan
sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif
dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah
seorang yang sedang bercerita
DEFINISI FEATURE
Pengertian Feature Menurut Asep Syamsul M. Romli
dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum
ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing- masing ahli memberikan
rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang
pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga,
namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan
dengan news , artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Menurut Daniel R.
Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan.
Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam
kata- kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah
adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan
mengandalkan gaya individual. Istilah feature yang setiap hari terdengar
diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para
redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk
dijadikan feature. Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga
beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif.
Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah
berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya
bukan ditekankan pada aktualitas. Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian
tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney,
maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal.
Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan
sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian
yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara
spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian
punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.:
221). Feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya
deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan
bayangan- bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior
Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi,
tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti,
tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature
juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan
deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup,
berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas
perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa. Jadi, Jika
dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta- fakta, maka
dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah
cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan
feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis
melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik
pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan
diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan
penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat
efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya
untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu. Batasan feature
macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya,
pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas
barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang
subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada
pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. ( seandainya
saya wartawan tempo : 9). Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah
pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan
feature, antara lain: 1. Mengandung segi human interest Tulisan feature
memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi—
menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature
juga harus mengandung segi human interest atau human touch —menyentuh rasa
manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang
pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras),
yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia
harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis
fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan
ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula,
seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita
TUGAS 2
LIPUTAN KECELAKAAN
Telah terjadi kecelakan
maut yang menewaskan pengemudi mobil.
Korban adalah seorang pria berumur sekitar 38 tahun di jalan sunter arah ke by
pass balai baru tepatnya antara showroom Mitsubishi dan auto 2000. Menurut
polisi yang menangani kecelakaan itu, korban diduga menenggak minuman keras
sebelum mengemudi kendaraannya sehingga mengendarai kendaraannya ugal-ugalan
dan tidak bisa mengontrol kendaraannya hingga menambrak pembatas jalan. Korban
meninggal di tempat dengan luka di kepala. Mayat korban di bawa di RS. Cipto
mangunkusumo untuk di otopsi dan
penyelidikan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar