Kamis, 09 Oktober 2014

TUGAS MATA KULIAH PENULISAN BERITA



TUGAS 1
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan. Menurut Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca. Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut. Menurut William S Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Eric C. Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik. Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa. Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas. Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu: 1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam : a.Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. b.Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung. 2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. 3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. 5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.


DEFINISI LAPORAN MENDALAM
Laporan Mendalam Berbicara tentang Peloparan Mendalam sangat erat sekali kaitannya dengan investigasi reporting artinya ketika kita membicarakan pelaporan mendalam kita harus berbicara juga mengenai investigasi reporting. Beberapa definisi yang saya kutip dari beberapa nara sumber tentang pelaporan mendalam (in depth reporting) Depth Reporting Depth reporting (pelaporan mendalam) adalah segala sesuatu yang membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspek aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan. Depth reporting menekankan sebuah kisah berita dengan ketelitian detail dan latar belakang. Pembaca tidak hanya diberitahu mengenai apa yang terjadi melainkan mengapa hal itu terjadi. Kamath menekankan bahwa “ depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi” , Sedangkan tujuan depth reporting, menurut Ferguson dan Patten ialah “untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan ” Pada satu sisi, pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan, melepas liputan peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan. Wartawan akan merasa lebih bergairah oleh materi liputan dan merasa tertantang untuk menelusuri kisah-kisah besar. Namun pada sisi lain, tidak semua wartwan sanggup untuk terus- menerus berkonsentrasi dan berada di area liputan yang sama selama beberapa waktu. Selain memiliki proses reportase yang alot, depth reporting juga memiliki teknik penulisan yang rumit. Keluasan data dan keterangan harus dipresentasikan kepada sebuah fokus utama. Reporter menjadi seorang pengontrol keseluruhan kisah, pengontrol tema dan detil. Pengisahan harus dapat memindahkan setiap bagian cerita secara logis dan koheren dari awal sampai akhir. Diduga telah terjadi kejahatan diam-diam. Depth reporting bisa diartikan sebagai peliputan yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan fakta-fakta didalam pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah penyelidikan yang orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan kepentingan, membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana, dan yang terpenting lalu mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan berarti pula, bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu kata ‘panjang’ tidak ada kaitannya dengan peloparan depth. Depth reporting berupaya menyajikan informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan feuature article menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi perangkat laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang oleh seseorang sengaja disembunyikan Depth reporting juga merupakan pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai berbagai Pihak yang terkait dengan berita lama tersebut. Dalam peliputan depth sebelum turun kelapangan,seorang waratawan akan membutuhkan suatu perencanaan dan pengembangan tema, dalam dunia jurnalistik sering disebut dengan TOR (thema of reference) yang didalamnya ada tema dengan suatu uraian angle yang diambil dengan kalimat pendek dan jelas termasuk nara sumber di dalamnya. Tujuan pelaporan depth, menurut Ferguson & Patten , ialah untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan (complete stories) – pengisahan dengan subtansi”. Maka itulah depth reporting sering disebut sebagai peliputan investigative yang terjadi secara natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan disengaja ditujukan untuk mengungkap, atau membongkar adanya kasus, skandal, atau kejahatan yang sengaja ditutup- tutupi. Akan tetapi, terjadi dengan sendirinya. Skandal yang terungkap seakan tanpa sengaja dari upaya untuk menemukan detil kelengkapan kejadian. Tidak ada tujuan dari awal dan juga tidak ada upaya membuat semacam hipotesis bahwa disana. depth reporting merupakan suatu berita yang menginformasikan suatu informasi lebih dalam, selain itu depth reporting juga merupakan suatu laporan mendalam terhadap objek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan publik agar publik betul-betul memahami objek tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa sifat depth reporting lebih pada penjelasan pada publik, dimana laporan mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa ( yang penting dan menarik ) secara lebih lengkap, mendalam. Serta mencari pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan banyak dimensi atas apa dan siapa. Depth reporting biasanya sering digunakan oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik seperti radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya Seperti kasus skandal korupsi wisma atlet yang awalnya nazarudin sebagai tersangka, kemudian KPK dan lembaga yang lainnya melakukan investigasi reporting yang akhirnya terbongkar dengan hasil Angelina sondakh
Pengertian Feature Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing- masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news , artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata- kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual. Istilah feature yang setiap hari terdengar diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk dijadikan feature. Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif. Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas. Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney, maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal. Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.: 221). Feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan- bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa. Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta- fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu. Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. ( seandainya saya wartawan tempo : 9). Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain: 1. Mengandung segi human interest Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi— menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch —menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran. 2. Mengandung unsur sastra Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita



DEFINISI FEATURE
Pengertian Feature Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing- masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news , artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata- kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual. Istilah feature yang setiap hari terdengar diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk dijadikan feature. Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif. Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas. Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney, maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal. Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.: 221). Feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan- bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa. Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta- fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu. Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. ( seandainya saya wartawan tempo : 9). Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain: 1. Mengandung segi human interest Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi— menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch —menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran. 2. Mengandung unsur sastra Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita


TUGAS 2 
 LIPUTAN KECELAKAAN
 






Telah terjadi kecelakan maut yang menewaskan pengemudi  mobil. Korban adalah seorang pria berumur sekitar 38 tahun di jalan sunter arah ke by pass balai baru tepatnya antara showroom Mitsubishi dan auto 2000. Menurut polisi yang menangani kecelakaan itu, korban diduga menenggak minuman keras sebelum mengemudi kendaraannya sehingga mengendarai kendaraannya ugal-ugalan dan tidak bisa mengontrol kendaraannya hingga menambrak pembatas jalan. Korban meninggal di tempat dengan luka di kepala. Mayat korban di bawa di RS. Cipto mangunkusumo  untuk di otopsi dan penyelidikan lebih lanjut.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar